LANDASAN TEORI
1
Peramalan
Peramalan (forecast) adalah salah satu dari usaha
perusahaan yang menjadi pengambilan keputusan untuk strategi yang dilakukan
pada perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang baik akan meramalkan produksi
peroduk yang akan dicapai untuk masa yang akan datang. Sehingga perusahaan
perlu mengembangkan pengetahuan tentang pasar mereka. Perusahaan menginginkan
informasi agar bisa membantu mereka untuk menginterpretasikan kinerja masa lalu
dan menjadwalkan kegiatan di masa yang akan datang (Nugraha, 2017).
Cara mengatasi
permasalahan dalam forecasting yaitu
perlu dilakukan prediksi kemungkinan terjadinya kenaikan atau penurunan pada
penjualan dalam periode di masa yang akan datang, dengan melakukan pengumpulan
data atau informasi yang akurat. Sehingga perusahaan bisa melakukan peramalan
atau forecasting dengan metode-metode
tertentu. Peramalan sebagai alat bantu pada perusahaan untuk merencanakan
produk yang akan diproduksi seefektif dan seefisisien mungkin (Nugraha, 2017).
Peramalan permintaan
sangat membantu sekali pada perusahaan untuk pertimbangan dalam melakukan
proses produksi dalam beberapa periode kedepan. Untuk mengetahui peramalan
dapat menentukan dulu metode yang cocok untuk digunakan dengan mengetahui pola
dan data historis. Peramalan dapat membantu kondisi fluktuatif yang umumnya
sering menjadi masalah di perusahaan. Fluktuatif merupakan permintaan konsumen
dengan produk tinggi tetapi perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan. Jika
permintaan konsumen terhadap produk rendah maka produk yang sudah diproduksi
tidak terjual dan harus disimpan di gudang. Oleh karena itu peramalan sangat
membantu untuk mengantisipasi kasus ini pada perusahaan (Nugraha, 2017).
Menurut (Nugraha, 2017)
Terdapat tujuh tahap dasar untuk melakukan peramlaan permintaan, yakni :
1. Menentukan terlebih
dahulu penggunaan dari peramalan itu sendiri.
2. Memilih kuantitas yang
ingin dilakukan peramalan.
3. Menentukan atau
memilih pada horizon peramalan.
4. Menentukan model
peramalan
5. Mengumpulkan data masa
lalu atau historis untuk melakukan peramalan.
6. Melalukan peramalan
dengan metode-metode yang ada.
7. Memvalidasi peramalan.
2
Metode –Metode Peramalan Kuantitatif
a. Metode Naif
Metode naif menggunakan peramalan dengan
cara memanfaatkan permintaan periode berikutnya sama dengan permintaan periode
terakhir. Metode ini juga digunakan untuk peramalan dalam jangka pendek.
Contohnya seperti peramalan bulan depan sama dengan data bulan yang sebelumnya.
Rumusnya yaitu :
Permintaan periode mendatang = permintaan
periode terakhir ..........................(1)
b. Metode Simple Moving Average
Metode simple moving average memanfaatkan
sejumlah data aktual masa lalu untuk memprediksi peramalan di masa yang akan
datang.
c. Metode Exponential Smoothing
Metode exponential smoothing yaitu metode
peramalan rataan bergerak dengan pembobotan titik-titik dimana-mana, dan
dibobotkan oleh data fungsi eksponensial. Fungsi metode ini yaitu menyesuaikan
antar hasil peramalan dengan data aktual.
Ft
= Ft-1 + α + (At-1 –
Ft-1 ).........................................................................(3)
Dimana : Ft = peramalan baru
Ft-1
= peramalan sebelumnya
At-
= permintaan
aktual periode lalu
α = kontanta penghalusan
d. Proyeksi terhadap tren
Proyeksi terhadap tren
merupakan teknik menyesuaikan garis tren menggunakan data masa lalu, dan
menggambarkan garis di masa yang akan datang untuk peramalan jangka panjang.
y=
a+bx.....................................................................................................(4)
Dimana : y = nilai terhitung pada variabel yang akan diramalkan
a
= persilangan sumbu y
x
=
variabel bebas
b
= kemiringan garis regresi
3
Ukuran Kesalahan Peramalan
a.
Mean Squared Error
Nilai MSE digunakan ketika besarnya
residual merata. Nilai mse diperoleh dari selisih antara data aktual dengan
data peramalan yang dikuadratkan lalu dibagi banyaknya deret waktu peramalan.
b. Mean
Absolute Percentage error
Mean
absolute percentage error digunakan untuk mengetahui sejauh mana
bias metode peramalan yang digunakan
c.
Mean Absolute Error
Mean
absolute error digunakan apabila terdapat satu atau dua
residual yang besar saat melakukan peramalan
4
Tracking Signal
Tracking
signal digunakan untuk melihat
batas-batas yang bisa diterima. Grafik pada batas-batas yang diterima dengan
menggunakan batas atas +4 yang berarti nilai
aktual permintaan lebih besar daripada data peramalan, sedangkan batas
bawah -4 menunjukkan nilai aktual permintaan lebih kecil daripada data
peramalan. Suatu tracking signal
dikatakan baik jika mempunyai RSFE yang kecil atau rendah dan memiliki positif error yang sama banyak yaitu seimbang
pada negatif error. Sehingga pusat
pada tracking signal mendekati nol (Febrina,
2013).
5
Agregasi
Menurut Sidiq (2017), agregasi
merupakan proses penyeragaman untuk memudahkan perecanaan produksi, seperti
saat melalakukan peramalan dengan menggabungkan jenis produk berdasarkan letak
geografis dan waktu. Sedangkan disagregasi merupakan pengubahan pada hasil
rencana produksi agregat dengan menjadikan jumlah yang diroduksi pada setiap
akhir produk. Jika jenis produk lebih dari satu jenis, maka harus melakukan
agregasi demand dengan melibatkan
fakor konversi sehingga menghasilkan data demand agregat.
0 Komentar untuk "Pengertian Peramalan, Tracking Signal dan Agregasi"